Barak.id – Sebuah video berdurasi tiga menit yang memperlihatkan siswi SMP di Musi Rawas Utara (Muratara) menjadi korban perundungan brutal teman sekolahnya sendiri, mendadak viral dan memicu kemarahan publik. Aksi menjambak, menendang, hingga memukul kepala korban itu direkam tanpa belas kasihan oleh teman-teman sebaya yang justru menonton tanpa berusaha menolong.
Dalam video yang beredar luas di Facebook dan TikTok, pelaku tampak menjambak rambut korban berkali-kali, memukul kepalanya, bahkan menendangnya hingga terjatuh.
Korban hanya bisa menunduk menahan sakit, sementara rekan-rekan sekelasnya tertawa di belakang kamera. Peristiwa memilukan itu disebut terjadi pada Rabu siang (15/10/2025), tak lama setelah jam pulang sekolah di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Karang Jaya, Muratara.
Baca Juga: Tim Panther Polsek Pemulutan Ringkus Dua Perampok di Ogan Ilir
Plt Kepala Sekolah SMP Karang Jaya, Widya Prisetyaningrum, membenarkan kejadian itu. Ia menuturkan bahwa pihak sekolah langsung turun tangan dan melakukan mediasi antara pelaku dan korban sehari setelah insiden.
“Proses pembinaan sedang berjalan. Sanksi terhadap pelaku sudah diberikan, dan seluruh siswa yang terlibat juga dibina agar hal serupa tak terulang,” ujarnya, Jumat (17/10/2025).
Korban Melapor
Tak butuh waktu lama, pihak kepolisian ikut turun tangan. Kasat Reskrim Polres Muratara AKP Nasirin mengonfirmasi bahwa Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) telah mendatangi sekolah tersebut untuk melakukan penyelidikan.
Keesokan harinya, korban berinisial C, siswi kelas 9, resmi melapor ke Polres Muratara didampingi keluarganya.
Sementara pelaku, diketahui berinisial H, merupakan siswi kelas 8 di sekolah yang sama.
“Laporan sudah kami terima pada Jumat siang dan kini sudah masuk tahap penyelidikan,” terang Kanit PPA Polres Muratara Ipda Budiman, Sabtu (18/10/2025).
Budiman menambahkan, karena pelaku masih di bawah umur, pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Kami pastikan hak-haknya tetap dilindungi, tapi proses hukum tetap berjalan,” tegasnya.
Motif Salah Kirim Stiker WhatsApp
Dinas Pendidikan Muratara akhirnya mengungkap akar permasalahan yang memicu tindakan keji tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan, Zazili, menjelaskan bahwa aksi bullying itu ternyata dipicu oleh sebuah stiker WhatsApp yang dikirim salah alamat.
“Korban tak sengaja mengirim stiker ke pelaku, lalu buru-buru dihapus. Pelaku tersinggung dan menaruh dendam. Esoknya, saat pulang sekolah, pelaku mengajak korban menepi, lalu terjadilah penganiayaan seperti di video,” jelas Zazili.
Setelah video itu menyebar, pihak sekolah langsung menggelar mediasi lanjutan bersama Dinas Pendidikan, camat, dan wali murid pada Jumat (17/10/2025).
Kedua pihak sepakat berdamai secara adat melalui prosesi tepung tawar, namun penyebaran video membuat kasus ini terus bergulir hingga ke ranah hukum.
Zazili menegaskan bahwa Dinas Pendidikan telah menjatuhkan sanksi skorsing selama satu minggu kepada pelaku, sekaligus memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
“Kami juga akan menindak tegas siswa lain yang hanya menonton dan merekam tanpa berupaya mencegah,” ujarnya.
Pelaku Diserahkan Keluarga ke Polisi
Sabtu siang (18/10/2025), pelaku H akhirnya diantar langsung oleh ayah dan kakaknya ke Mapolres Muratara.
Ia juga didampingi pihak kecamatan, kepala desa, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memastikan keamanan dirinya.
“Terlapor tidak ditangkap, tapi minta diamankan. Keluarga khawatir terjadi hal yang tak diinginkan, jadi mereka menyerahkan langsung ke kami,” kata Ipda Budiman.
Saat ini, pelaku masih berada di bawah pengawasan ayahnya di Mapolres Muratara.
Penyidik juga tengah melengkapi keterangan saksi-saksi untuk mendalami kronologi lengkap kejadian.
Publik mengecam keras perilaku para pelaku yang dengan mudah melakukan kekerasan dan menormalisasi perundungan.
Video siswi SMP di Muratara dibully gara-gara stiker WhatsApp memicu gelombang simpati terhadap korban sekaligus tuntutan agar sekolah lebih tegas dalam menegakkan disiplin. []
