BARAK.ID – Pada kampanye Pemilihan Presiden AS yang diadakan di Butler, Pennsylvania, Donald Trump mengungkapkan bahwa ia ditembak di bagian telinga.
Sempat Mengepalkan Tinjunya ke Udara Usai Ditembak, Donald Trump: Tuhan Memberkati Amerika
Trump menyatakan bahwa ia mendengar “suara berdesing” dan merasakan “peluru merobek kulit” saat kejadian itu terjadi.
Pelaku penembakan, yang diduga melakukan percobaan pembunuhan terhadap Trump, dilaporkan tewas dalam penyergapan oleh anggota Dinas Rahasia.
Serangan tersebut juga menewaskan seorang penonton dan melukai dua orang lainnya secara kritis, menurut laporan dari Dinas Rahasia.
Seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian mengungkapkan kepada BBC bahwa ia melihat seorang pria dengan senapan di atas atap sebelum suara tembakan terdengar.
Baca Juga: Donald Trump Ditembak
Video dari kejadian menunjukkan Trump terjatuh dan kemudian berdiri dengan darah mengalir di sisi wajahnya.
Biro Penyelidik Federal (FBI) mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Thomas Matthew Crooks, berusia 20 tahun, yang berasal dari Bethel Park, Pennsylvania.
Crooks ditembak mati oleh agen Dinas Rahasia, yang juga bertugas sebagai pengamanan presiden dan mantan presiden.
FBI awalnya tidak menyebutkan nama pelaku sambil menunggu hasil tes DNA.
“Ini masih merupakan penyelidikan aktif dan berkelanjutan, malam ini kami mengalami apa yang kami sebut sebagai percobaan pembunuhan terhadap mantan presiden kita, Donald J. Trump,” kata seorang agen khusus FBI, Kevin Rojek.
Trump, yang selamat dari insiden tersebut, telah keluar dari rumah sakit setelah mendapatkan perawatan.
Dalam pernyataan pertamanya, ia berterima kasih kepada Dinas Rahasia dan penegak hukum atas respons cepat mereka terhadap penembakan.
“Yang paling penting, saya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga korban yang terbunuh dalam demonstrasi tersebut, dan juga kepada keluarga korban lainnya yang terluka parah,” tulisnya dalam sebuah unggahan.
Trump menambahkan, “Sungguh luar biasa bahwa tindakan seperti itu dapat terjadi di negara kita. Tidak ada yang diketahui saat ini tentang penembaknya, yang sekarang sudah meninggal.” Unggahannya diakhiri dengan, “TUHAN MEMBERKATI AMERIKA!”
Sekitar lima menit setelah memulai kampanye, terdengar suara letusan keras saat Trump berbicara.
Kerumunan orang panik dan berteriak “merunduk”.
Sejumlah personel Dinas Rahasia segera mengerumuni Trump dan membawanya ke luar panggung dengan darah yang mengucur di sisi wajahnya.
Dalam momen yang penuh ketegangan, Trump sempat mengepalkan tinjunya ke udara saat dikawal menuruni tangga panggung menuju mobil SUV.
Dinas Rahasia kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa penyerang menembakkan sejumlah peluru ke arah panggung dari posisi yang lebih tinggi, dengan jarak kurang dari 200 meter.
Presiden AS, Joe Biden, mengutuk keras insiden kekerasan di Pennsylvania ini.
“Semua orang harus mengutuk insiden ini,” katanya.
Biden menyampaikan bahwa ia berharap dapat berbicara dengan Trump malam itu, meskipun Trump sedang bersama para dokternya.
“Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Kita tidak bisa seperti ini. Kita tidak bisa memaafkan hal ini,” tegas Biden, menambahkan bahwa agen-agen federal terlibat dalam penyelidikan penembakan tersebut.
Saat ditanya apakah ia yakin itu adalah upaya pembunuhan, Biden menjawab, “Saya ingin memastikan bahwa kami memiliki semua fakta.”
Hingga saat ini, motif pelaku masih belum diketahui.
Sementara itu, penyelidikan terus berlanjut dengan keterlibatan FBI dan Dinas Rahasia untuk mengungkap detail lebih lanjut mengenai serangan tersebut.
Trump menyatakan keprihatinannya dan memberikan dukungan kepada keluarga korban yang terkena dampak dari serangan ini.
Insiden ini menggarisbawahi bahaya dan ketegangan yang masih mengintai dalam proses kampanye politik di Amerika Serikat.
Respon cepat dari Dinas Rahasia dan penegak hukum lainnya berhasil menyelamatkan nyawa mantan presiden, namun sayangnya tidak dapat mencegah kehilangan nyawa di antara warga sipil yang tidak bersalah. (*)